Selasa, 22 Januari 2008

Aku Takut Mati

Hari ini, tiba-tiba saja aku takut mati. Penyebabnya adalah berita di detik.com. Sebuah mobil jatuh dari gedung parkir Jamsostek dan membuat pengemudinya tewas di tempat. Kemudian informasinya berbarengan dengan Istri Dr.Hidayat Nur Wahid meninggal Pula.

Saya tiba-tiba saja takut mati dengan membayangkan seandainya diri saya yang berada di tempat itu. Saya menjadi korban tertimpa mobil itu, lalu mati sia-sia. Betapa mudahnya kita kehilangan nyawa. Betapa rapuhnya kehidupan dan betapa gampangnya kita pada akhirnya harus meninggalkan dunia ini. Saya benar-benar takut mati. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana saya akhirnya harus meninggalkan istri, anak-anak, keluarga dan teman-teman. Mereka pasti akan sedih dan lambat laun akan melupakan aku.

Namun, pada akhirnya saya menyadari bahwa kematian itu adalah sebuah bagian dari perjalanan hidup manusia. Tidak dapat dihindari dan tidak bisa diabaikan. Siap atau tidak siap, suatu hari dengan cara apa saja dia akan datang dan melengkapi hidup kita sebagai rangkaian terakhir dari perjalanan hidup kita. Saya takut mati bukan karena kematian itu sendiri. Saya takut mati karena saya sadar bahwa tidak ada yang bisa saya bawa setelah kematian. Kesenangan, harta, keluarga, teman dan uang pada akhirnya harus ditinggal. Kita datang ke dunia ini dengan tidak membawa apa-apa, dan akhirnya kita harus meninggalkan dunia ini juga dengan cara yang sama. Tidak membawa apa-apa.


Oleh karena itu, saya akhirnya tahu bahwa kehidupan yang ada sekarang ini tujuannya hanya satu. Memberi buah, memberi Manfaat. Memastikan hidup kita dapat memberi warna bagi kebaikan orang lain. Keberadaan kita dapat memberkati kehidupan orang lain. Kita ada untuk menjadi solusi bagi kesulitan yang dialami oleh orang lain.

Sebagai Manusia, kita pasti mati. Caranya saja yang mungkin beda. Apapun caranya bukan itu persoalan utama. Yang menjadi masalah adalah PERTAMA, "Apa yang sudah kita perbuat selama ini, apakah banyak manfaat?" Karena Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya. KEDUA, "Ketika kita mati, kita sedang melakukan apa???" Karena bisa jadi kita mati dalam keadaan Khusnul Khotimah atau pula sebaliknya..

Duh.. Gusti Allah..., Ampuni Hamba...

Senin, 03 September 2007

Hati-hati menghayal

Suatu hari, fikiran saya terhenti sejenak. Tiba- tiba fikiran saya terfokus pada sesuatu.

Pertama, ketika abang saya cerita, bahwa saat bekerja dahulu terlintas dalam fikirannya, "Wah..cukup hanya 25 tahun saja bekerja.." Dan apa yg terjadi..., Eh.. benar sekali lamunan 20 tahun yg lalu itu terjadi sekarang.

Kedua, Saya 5 tahun yg lalu sempat membayangkan dengan khusyu, memiliki anak 3 3 nya laki-laki semua. Dan itu Terjadi Pula..

Ketiga, Saya pernah pula membayangkan kondisi seseorang yg bisa dibilang lemah secara ekonomi, kemudian saya bayangkan dia berubah secara signifikan. Dan Itupun terjadi..

Terakhir,... ketika saya chatting dengan teman saya, dia menceritakan bahwa dia barusaja ikut seminar, dan dalam seminar itu dikatakan, ketika kita menginginkan sesuatu maka "Bayangkanlah dengan seksama".. maka someday hal itu akan terwujud. Dan tentusaja Sang Trainernya adalah orang yg benar-benar mengalami hal itu..

Jadi kesimpulannya adalah, terlepas dari benar atau tidaknya hal ini. Pesannya adalah "Berhati-hatilah dalam Menghayal....."

Demikianlah......

Jumat, 31 Agustus 2007

OON: 4 Kewajiban Kita terhadap Al-Qur'an

OON:Oleh-Oleh Ngaji.

1.Wajib Membaca Al-Qur'an adalah Ibadah. Mengerti atau tidak, tetap dapat pahala. “Warottiril Qur'aana Tartiila” -- Dan Bacalah Alquran sesuai dengan Tartil.. pelan- pelan. Faham arti atau tidak itu tidak masalah. Sekalipun orang Arab, itu banyak yang tidak faham Al-Qur'an. Untuk memahami Al-Qur'an itu, harus ada Tafsirnya dll.. JADI DENGAN MEMBACANYA SAJA, itu SUDAH BERPAHALA. Makanya Rasul, kalau shalat Sunnat, bacaannya panjang- panjang.

2. Wajib Memahaminya Al-Qur'an adalah Ibadah yg lain lagi. “Affala Yatadabbaruunal Qur'an Am ala kulubin Aqfaluha” artinya ”Apakah Mereka tidak berusaha untuk memahami Al-Qur'an?” Ini ibadah lain. Ini menuntut waktu yang lama. ini scope nya adalah dengan mempelajari Tafsirnya, tidak cukup hanya dengan terjemahan saja. Mungkin perlu mempelajari Asbabul Nujul nya dlsb.

Umar Bin Khatab Radialahu An, “Suatu hari beliau keluar rumah dan wajahnya gembira sekali, kemudian ditanya Ada Apa Ya Umar? Jawabnya: SAYA BARU SELESAI MEMAHAMI AL-QURAN SETELAH 30 TAHUN” Jadi MEMAHAMI itu lain lagi Babnya.. Itu ibadah tersendiri.
Ada orang yang mengatakan, “Wah.. saya mah lebih enak baca Terjemahannya daripada Baca Arabnya”... Ini Keliru, karena “Yang dikasih Pahala Oleh Allah adalah BACA Arabnya bukan Terjemahannya”. Rasulullah tidak pernah Bersabda “A” 1 huruf, “B” 1 huruf... Tapi yg dikatakan Rasul adalah “ALIF Harfun – Alif 1 huruf – Lam Harfun – Lam 1 huruf – Mim Harfun – Mim 1 huruf” Dan setiap 1 huruf adalah 10 Kebaikan. Jadi yg dihitung pahalanya adalah baca Arabnya bukan ABC nya. karena firman Allah adalah huruf arabnya.

3.Wajib MENGHAFALNYA. Kenapa wajib mengafalnya? Kata Rasulullah: “Nanti Di Syurga orang akan ditempatkan ketingkatan tertentu sesuai dengan hafalannya”. Gimana dunks cara menghafalnya? Coba 1 hari 1 ayat... di ulang2... sambil masak, sambil nyetir... Lagu Ungu aja bisa hafal karena di ulang ulang... AL-Quran BISA HAFAL bukan karena Orangnya Cerdas, Tapi SERING DI ULANG ULANG. Maka semua oang bisa menghafal tergantung kemauannya.

4. MENGAMALKANNYA. Apa yg dikatakan Qur'an HARAM ,, Ayo kita tinggalkan. HALAL ayo kita Tegakkan.

Baca Qur'an terbata bata, maka kita dapat 2 pahala, Kalau yg lancar, “Walladzi Yaqro'ul Qur'an (dan barang siapa yg mebaca quran) Wahuwa maahirun bihi (dan dia mahir/bagus dalam membacanya) Fahuwa Ma'a safarotil kiroo ... (Maka dia akan dikumpulkan bersama para malaikat)”

Hari Jum'at...

Sekarang adalah Hari Jum'at, pukul 4 sore...waktu jam dinding saya. Jum'at sore, adalah saat saat yang sangat mendebarkan... Bawaannya adalah ingin cepet pulaaang saja...

Kenapa sih, nggak nunggu sampai jam 17.30 saja.. atau habis maghrib sekalian.. Lihatlah masih banyak yang menggunaan hari Sabtu untuk bekerja... Bahkan Hari minggu pun mereka pergunakan...

Maka bersyukurlah karena masih bisa menikmati Sore Hari di hari Jum'at...(dikantor tentunya...)...

Salam...

Bersepeda...

Dalam situs detik.com, Fauzi Bowo, sang wakil gubernur DKI, mengatakan masyarakat akan di fasilitasi lahan parkir gratis sepeda di setiap halte busway, terutama di Halte ujung KB.Ragunan. Untuk selanjutnya masyarakat naik Bus Transjakarta menuju tujuan akhir.

Mungkin ini adalah ide yang baik, baik terutama untuk mengurangi polusi kendaraan. Namun, kalau saya pribadi .. kalau boleh membayangkan..adalah seperti berikut ini:

Saya memang pengguna Bus TransJakarta, tapi memang tidak setiap hari menggunakannya. Saya tinggal di LebakBulus, setiap pagi saya naik Kopaja P20 dari terminal Lebakbulus, kalau memang dirasakan saya harus menggunakan TransJakarta, maka saya akan turun di Halte Departemen Pertanian. Kalau tidak dirasa perlu ya saya terus meneruskan perjalanan saya ke daerah Mampang dgn P20 nya.

Di dalam Bus TransJakarta, jika berangkat pagi maka pastilah kita akan berdesak-desakan di dalam bus tsb. Kalau melihat faktor kenyamanan, mungkin masih terhitung nyaman suasana didalam bus tersebut, karena ..hehe saya yakin penumpang pada pagi itu masih segar- segar (wangi, dsb.. krn pasti mandi lah..). Namun, jika keadaannya sore hari... itu lain sekali keadaannya. Berdesak-desakan, Wajah- wajah lelah.. dan (maaf) bau badan yang berbeda-beda.

Kembali ke permasalahan sepeda.. Seandainya pada pagi hari, saya bersepeda dari lebakbulus ke KB.Ragunan, kemudian selanjutnya naik TransJakarta,... Saya tidak bisa membayangkan bagaimana badan saya yg pastinya sangat berkeringat dan yg pasti menimbulkan bau keringat (ups..). Harus berdesak-desakan di Bus Transjakarta. Dalam keadaan demikian bukan saya saja yg merasa risi, tapi penumpang lain pun akan merasa terganggu kenyamanannya. Itu baru 1 orang saja, apalagi kalau pengguna sepedanya adalah mayoritas pengguna Busway. Apa hendak di kata? Wangi apa yg muncul?...

Kalau memang harus bersepeda, mungkin kalau saya langsung aja ke kantor. Sampai dikantor Mandi (lagi)..hhehe. Tapi terus terang, kira2 kuat nggak ya saya bersepeda sampai kantor?

Mungkin Uang Transportnya nanti akan di alihkan menjadi Uang Pijat...hehehe...

salam...

Rabu, 29 Agustus 2007

Aqeqah..

Suatu hari, saya sedang mendengarkan ceramah dari salah seorang ustadz. Beliau sedang menceritakan tentang "Keindahan Syurga". Mulai dari keinginan yang mustahil tidak akan terpenuhi. Sampai ke Urusan Bidadari dan Bidadara.

Sampailah kepada sebuah pertanyaan dari salah seorang ikhwan. "Ustadz, apakah di syurga itu sifulan bisa menolong (memberi syafaat kepada) Fulan yg lain?". Ustadz menjawab, "Tentu saja, bisa. Dengan syarat, si fulan itu sudah di Aqiqah kan".

Mendengar jawaban ustadz itu, saya jadi terperanjat. Kenapa dengan Aqiqah?. Ustadz meneruskan bahwa ketika kita terlahir, maka status kita itu adalah sedang tergadaikan. Silahkan bayangkan kalau emas kita dalam keadaan tergadai. Emas kita tersimpan dalam satu kotak ruangan dan tidak bisa diambil karena statusnya itu. Dan emas itu tidak bisa membuat manfaat yang lain, karena ketergadaiannya.

Nah, begitu pula dengan manusia yg sedang tergadai. Secara pribadi dia bisa melakukan ibadah sesuai dengan keinginannya. Tapi kalau nanti disyurga ingin memberikan pertolongan kepada yg lain, maka itu tidak bisa, karena posisinya sedang tergadaikan.

Pertanyaan terakhir saya... Apakah saya sudah di Aqiqahkan saat lahir dulu???? Baiklah saya tanyakan dulu ke Orang Tua Saya....

Ternyata...

Ya..ternyata, menurut pengakuan orang tua saya. Saya belum di Aqeqahkan.

Terus bagaimana solusinya? Itulah pertanyaan untuk Ustadz selanjutnya. Jawab Ustadz adalah, "Yaa... silahkan Aqeqahkan sekarang. Tapi ingat, yang berkewajiban melakukan aqeqah adalah orang tua kita sendiri." Selanjutnya, bagaimanakah kalau orang tua kita tidak mampu dalam membiayai aqeqah. Solusinya ada dua. Pertama, Biarkan Aqeqah itu tidak terjadi dan mari sama-sama mengharap maghfirah Allah. Kedua, jika kebetulan kita memiliki dana untuk aqeqah, maka serahkan dulu dana itu ke orang tua (sehingga dana itu menjadi dana milik orang tua). Kemudian bujuklah orangtua kita untuk melakukan Aqeqah dengan menggunakan dana tersebut.

Artinya, kita tidak bisa mengakekahkan diri sendiri, meski kita mampu.

Demikianlah para pembaca yang budiman, oleh2 dari pengajian. Yang benar dari Allah dan yang salah adalah dari kita sendiri...

Raihan....

Raihan. Terdengar seperti sebuah group nasyid dari negara jiran Malaysia. Itulah anak saya yang ke dua. Nama itu diusulkan oleh kakaknya (Adzkar), karena saat dia usia 1 tahun seneng sekali didengarkan lagu- lagu nasyid Raihan, dan pasti hafal setiap lagunya dalam album tersebut. Jadilah Nama group itu menjadi nama anak saya.

Ada yang unik di Raihan ini. Kalau kakaknya cenderung pendiam, maka Raihan sangat aktif. Dia senang sekali meng-ekspresikan sesuatu. Nyanyi? wow.. itu senengannya, nyanyinya serius lagi dengan penuh ekspresi. Menari juga adalah bagian dari aktifitas sekolahnya.

Dia juga temperamen nya rada tinggi. Sedikit tersinggung, langsung main fisik. Dia juga orangnya "Iri'an". Ingin bisa apa yang kakaknya bisa. Contoh, beberapa kali dia minta ajarin saya untuk belajar lagu "Still Got The Blues" nya Gary Moore. Itu karena iri melihat kakaknya yang sudah bisa duluan lagu tersebut dengan menggunakan alat musik Keyboard.

Tapi kalau insting musicnya, kakaknya lebih unggul, paling tidak untuk saat ini. Ya tentusaja karena kakaknya kan duluan lahir, jadi belajarnya sudah pasti duluan. Tapi yang pasti saya selalu sabar untuk menghadapinya, karena saya lihat dia "semangat ingin bisa"-nya itu sangat tinggi.

Mudah-mudahan semangat itu tetap berada dalam dirimu Wahai Anakku... Amiin....